Monday, August 13, 2018

Ruqyah Hati Sebagai Senjata Untuk Menghadapi Masalah Berat Yang Menghimpit Hidup


Sumber Pic :  www.cahayaislam.id

Makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk mencegah atau mengobati bala dan penyakit.

Tertarik juga untuk mencoba jalan ruqyah, merasakan keadaan dan persoalan hidup yang tak kunjung selesai seakan tak ada jalan lain lagi.. coba menelaah apakah ada hal lain diluar nalar kita yang ikut mempengaruhi/andil sehingga membuat keadaan semakin parah dan tanpa jalan keluar.

Bayangan akan bertarung dengan setan dan jin sirna saat bertemu ustadz peruqiyah kami.. Ruqyah ini adalah metode berdoa sebagai senjata terakhir dan terkuat kita yang ditujukan kepada Allah Subhana wa Ta'ala dengan membaca ayat-ayat suci Al Quran dengan harapan diberikan jalan keluar atas masalah yang dihadapi baik persoalan penyakit fisik maupun masalah jiwa dan rohani

Awal konseling adalah tanya jawab mendasar tentang persoalan yang dihadapi dan hajat yang di inginkan? Ternyata, sebagaimana hebatnya masalah, sebagaimana mengerikannya keadaan, sebagaimana parahnya kondisi, sebagaimana luar biasanya ancaman-ancaman yang datang.. itu tidak lepas dari rumus-rumus yang ada dalam Al Quran, yaitu :

1. "Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya (Al Baqarah : 286)"

Bahwa masalah yang ada adalah rumus dunia yang berdasar siklus yaitu semua masalah pasti akan selesai.. nanti jika sudah selesai maka akan ada masalah lain lagi yang muncul.. dan akan selesai juga.. begitu seterusnya.  Jika dia mengamalkan kebajikan akan dapat pahala (nikmat hidup tanpa beban tanpa masalah yang berat) dan jika dia berbuat kejahatan/fasik maka akan dapat siksa (balasan) baik di dunia atau di akhirat kelak? 

Ini adalah hukum sebab akibat, seperti karma bahwa siapa menanam kebaikan akan mendapat balasan/panen kebaikan dan siapa menabur angin tentu akan menuai badai..Pointnya adalah tidak peduli seberapa besar masalahmu, cobaanmu, ujianmu, azabmu di dunia ini adalah tidak akan melewati kesanggupanmu menanggungnya.. walau kamu sudah terkapar, sudah ingin menyerah, menangis darah.. semua jalan tertutup, ancaman-ancaman tiap hari, caci maki, hinaan dan fitnah, belum lagi sumpah serapah yang mengutuk kita diucapkan oleh orang-orang yang merasa teraniaya oleh kita.. 

2. "Waman yattaqillaha yaj'al lahuu makhrajaan. Wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasibu.. Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (QS At Thalaq 2-3)"

Sebenarnya posisi orang yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi yaitu disalahkan tapi tidak bisa membela diri selain harus menerima tuduhan dan hujatan itu adalah posisi seorang hamba yang paling dekat dengan Allah Subhana wa Ta'ala.  Jika dengan akal dan logika kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, saatnya kita harus berserah diri dan percaya kepada Allah Subhana wa Ta'ala yang Maha Logika, kita hanya di suruh bertaqwa dan masalah-masalah kita nantinya akan diselesaikan oleh Allah Subhana wa Ta'ala, 

Masalah jalan keluar nanti akan diatur oleh Allah, rejekimu berupa penyelesaian masalahmu akan datang dari arah yang tidak diduga dan kadang sudah ada di sekeliling kita sendiri sejak lama, cuma kita tidak menyadari atau tidak melihat itu sebagai peluang untuk menyelesaikan masalah kita, yang mungkin dalam bahasa Nabi disebut dengan Mukjizat, dalam bahasa Ulama disebut dengan karomah, dan mungkin kalau dalam bahasa kita adalah keajaiban pertolongan Allah Subhana wa Ta'ala? Ini adalah janji Allah Subhana wa Ta'ala bagi orang yang dalam kesulitan dan mau terbebas dari masalahnya, syaratnya adalah bertakwa. 

Bertaqwa disini maksudnya :
- Menjalankan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya
- Pasrah secara utuh menyerahkan semua urusannya kepada Allah Subhana wa Ta'ala yang Maha Mengatur dan Maha Membolak balikan hati manusia

3. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (QS Ar Ra'd : 11)"

Bagaimana mau mengubah keadaan sedangkan situasi lagi genting, keadaan parah kacau balau, kondisi remuk redam? Itulah kalau terus mengikuti keadaan dan masalahmu yang terjadi saat ini.. jika dipikir pakai logika saja tentu tidak akan ada solusinya selain skenario terjelek menurut pemikiranmu saja.. apakah harus masuk penjara, apakah harus mati, apakah harus urusan dengan hukum, apakah harus bercerai, apakah harus kehilangan harta dan tahta.. dll

"Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. (QS. Ghaafir. 55)"

Jadi kalau sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi, sudah tidak bisa bergerak lagi.. maju kena mundur hancur, kesamping keserempet, Ya pasrah lah sama Allah.  Jika kamu harus hancur sesuai perkiraanmu.. mungkin itu sudah masanya, itu adalah bagian dari takdirmu. Seperti yang dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang harus mengalami pengusiran  dan dianiaya dengan lemparan batu dan kotoran oleh kaum Thaif  dalam masa dakwah beliau, hal ini sudah merupakan masa beliau memang harus seperti itu kejadiannya dan merupakan bagian dari takdir hidup beliau.

Untuk mengubah apa yang ada dalam diri kita, minimal merubah mindset atau cara berpikir kita dan cara pandang kita terhadap suatu kejadian agar kita bisa menyikapi dengan lebih baik, tidak buru-buru menghakimi, tidak panik, tidak bingung, tidak takut dan tidak was-was terus. Cara pandang yang harus diubah antara lain :

- Cara pandang yang selalu mengeluh dan menyalahkan.. Manusia bermasalah secara naluri akan menyalahkan atau mencari kambing hitam atas permasalahannya, jika tidak ditemukan manusia yang bisa disalahkan biasanya akan menyalahkan mahluk ghaib bahwa ini semua akibat guna-guna atau sihir atau yang lainnya, untuk sementara berpikirlah positif.. semakin kamu pasrah menyerahkan semua masalahmu kepada Allah maka akan segera juga masalahmu akan ada pertolongan atau jalan keluar..

- Cara pandang bahwa solusi itu hanya ada pada Allah, bukan pada manusia, jin atau setan. Allah itu dekat, pertolongan Allah pasti ada untuk kita, jangan berlebihan takut dan putus asa

4. “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu (Q.S. Al-Mu’min ayat 6)”

- Berdoa dengan menselaraskan bahwa surga anak ada dibawah telapak kaki ibu, surga istri ada pada ridho suami, doa anak adalah penyelamat orang tua di akhirat.. maka untuk suami setelah sholat sebaiknya berdoa untuk anaknya dulu, baru berdoa untuk istri. Sedangkan untuk istri setelah sholat sebaiknya berdoa untuk suaminya dulu, baru berdoa untuk anak. Kirimkan Al Fatehah untuk mereka, tidak ada hadiah yang indah selain doa.

"illa hadratti khususson " nama anak" Al Fatihah.." sertakan doa kebaikan untuk mereka sebelum membaca Al Fatehah.. agar dijaga dan diberi keselamatan, rejeki, kesehatan, rajin ibadah, jadi anak sholeh, tercapai cita--cita dan dijauhkan dari narkoba, zinah, minuman keras, dan dosa maksiat .. dll

- Berdoalah dengan doa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu doa yang mengguncang tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan bumi, diucapkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat di di usir dan dianiaya kaum Thaif

“Ya Allah, aku mengadu kepada-Mu atas lemahnya kekuatanku dan sedikitnya usahaku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Engkaulah Tuhan semesta alam, Pelindung orang-orang yang lemah dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku. Kepada orang yang jauh yang menyerangku ataukah kepada Zat yang dekat yang mengatur urusanku. Asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli. Aku berlindung terhadap cahaya wajah-Mu Yang menerangi kegelapan dan karenanya membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat, dan kemurkaan-Mu yang akan Kautimpakan kepadaku. Engkaulah Yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya dan upaya selain dan Engkau.” (HR. Al-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir: 13/73 dan dihassankan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya: 7/267)




- Berdoa dengan bacaan ruqyah yang bersumber dari Alqur’an, diantaranya adalah :
Surat Al-Fatihah.
Surat Al-Baqarah, ayat 1-5, 254-257 dan 284-286.
Surat Ali-Imran ayat 1-9 dan ayat 18-19
Surat An-Nisa ayat 115-121
Surat Al-A’raf ayat 54-55
Surat Al-Mu’minun ayat 115-118
Surat Yasin ayat 1-12
Surat As-Shaffat ayat 1-10
Surat Ghafir ayat 1-3, dan masih banyak lagi.

Bisa orang lain (Peruqiyah) yang membacakan ayat-ayat suci Al Quran tsb sementara kita mendengarkan dengan istigfar dan berkomunikasi dengan Allah Subhana wa Ta'ala dengan meminta apa saja sesuai hajat kita

5. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS. Ibrahim : 7)"

Bersyukur di tiap-tiap sehabis sholat dan mau tidur malam, bahwa selalu ada hal-hal lain yang bisa kita syukuri dalam keadaan yang sangat sulit.. bahwa masih hidup sampai sekarang, masih selamat, masih ada nyawa, masih ada sehat, masih ada keluarga atau teman, masih banyak hal-hal lain karunia Allah Subhana wa Ta'ala yang kita abaikan karena kita terlalu terbeban oleh masalah sehingga kita sulit bersyukur

6.  Tetap ikhtiar semampu.. sebisanya.. yang penting harus tetap ada usahanya, dibarengi tambahan ibadah sholat sunnah, yaitu sholat tahajud, sholat taubat dan sholat hajat.

- “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. Alam Nasyroh: 5)"

Tetap ada peluang, tetap ada kemudahan dalam kesulitan, tidak putus asa, tetap berusaha dan ikhitar lahiriah untuk menyelesaikan masalah.

Insya Allah semua permasalahan akan selesai.. toh ini sudah rumus dunia.. Ada masalah, nanti pasti selesai.. Ada masalah lagi, nanti pasti selesai juga..



I Copy I Paste I Like I Share I @whalbadru I


Friday, August 10, 2018

Doa Untuk Ku - Doa untuk Kita Semua

PRAY FOR ME - PRAY FOR US

Tak ada yang menyangsikan (kecuali Atheis) kekuatan dan kedahsyatan dari doa.. Doalah yang membuat kita tetap hidup dan bertahan dengan "Harapan".. seperti yang kita tau orang yang hidup tanpa harapan sudah tentu menganggap dirinya tidak layak lagi untuk hidup..

“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan do’amu (Q.S. Al-Mu’min ayat 6)”



Dalam Islam ternyata tidak hanya diatur tata cara berdoa, termasuk syarat terkabulnya doa, waktu terbaik untuk berdoa, tempat terbaik untuk berdoa tapi juga diatur lalu lintas berdoanya.. Ya lalu lintas berdoanya. Kita harus tau letak posisi kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak saja horizontal, tapi juga vertikal karena manusia itu letaknya dibumi yang mempunyai lingkungan sekitar.

Doa terbaik adalah dari orang tua, khususnya ibu kandung.. kalau ibu mertua bagaimana? 

Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam "Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR Tirmidzi dan Ahmad)" yang berarti doanya makbul juga (bayangkan kalau punya mertua banyak?) 


Kemudian doa seorang Istri kedudukannya termasuk yang utama, karena kalau doanya berseberangan/berlawanan dengan hajatmu atau nggak nyambung doanya dengan yang kamu doakan, tentu Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memilih mana yang doanya akan diterima karena kalian adalah satu di dalam keluarga (bayangin kalau punya istri banyak.. mesti doanya saling tabrakan.. wkwkwk) bisa cepat tercapai hajatmu kalau doanya solid (doanya sama) doamu dengan doa istri, bisa juga hajatmu gagal karena ternyata yang dikabulkan adalah doa dari istrimu (yang ternyata doanya berlawanan dengan doamu)

Doa anak dan keluarga tidak usah dibahas lagi karena sudah pasti bisa di dapat tanpa kamu memintanya. Paling baik dan benar adalah mereka semua (keluarga besarmu) berdoa hal yang sama (materi doanya) sehingga peluang doa itu dikabulkan adalah Express Kilat Khusus, karena kekuatan doa dari dirimu dan sekelilingmu solid bersatu padu bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ternyata ada beberapa doa yang bisa kita harapkan untuk kita dapat diluar keluarga kita?

Yang pertama yaitu Doa dari orang lain.. bisa tetangga, teman sahabat, sesama mukmin, dan dari orang tidak dikenal sekalipun, baik dengan diminta maupun tanpa diminta..

1. Berdoa untuk orang lain

“Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata; “aamiin” dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.”(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda’)

Ini adalah rulenya yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, "Give n Take.." kita berdoa dulu untuk orang lain, baru nanti kita akan mendapat hasil dari doa itu hal yang sama kepada kita, hal ini berlaku juga kalau kita berdoa jelek untuk orang lain nanti hasilnya akan kembali ke kita.. oleh karena itu hati-hati memaki orang, nyumpahi, menghina dan ngejek, karena ucapan adalah doa kita juga

".. dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19)"

2. Infak.

“Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak”, dan lainnya berkata, “Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit (bakhil)”. (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah)

Ya berinfak ternyata mengundang doa Malaikat, dan tentunya orang yang diberi infak insya Allah berterima kasih dan mendoakan kita, begitu juga kalau kita berinfak ke mesjid atau kepanti asuhan.. pasti kita dapat ucapan terima kasih dan doanya dari pengurus mesjid dan anak-anak panti tadi

3. Selamatan, Syukuran, Kenduri, Hajatan dll.. 

Insya Allah orang yang kamu undang dan yang datang akan mendoakan (memberi doa restu).. ini termasuk cara mendatangkan doa pakai modal duit..

4. Silahturahmi, 

Bertemu sahabat, teman atau berkunjung (sowan) ke tempat guru-guru agama, alim ulam dan Ustadz (awas jangan terjebak mengunjungi paranormal dan dukun)

Rosulullah saw. bersabda: “Apabila dua orang muslim bertemu lantas salah satunya memberi salam kepada yang lain, maka yang mendahului mengucapkan salam lebih dicintai Allah SWT dan wajahnya lebih berseri-seri dari temannya itu. Apabila keduanya berjabat tangan, maka Allah akan menurunkan seratus rahmat kepada keduanya, (dengan ketentuan) bagi yang memulainya mendapat 90 rahmat dan yang diajak berjabat tangan mendapat 10 rahmat.” (HR. Tirmidzi)

Bagaimana tidak, saat bertemu dan mengucap salam saja, kita saling mendoakan keselamatan dan rahmat Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam..
- Arti dari "Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" adalah semoga keselamatan dan kerahmatan menyertaimu 
- Arti dari "Waalaikumsalam Warohmatullahi Wabarakatuh" adalah semoga keselamatan dan kerahmatan menyertaimu juga.

“Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (HR Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily).

Yang kedua adalah doa dari para Malaikat

“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.  Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa’at melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya,” (QS Al Anbiyaa’ 26-28)"

Malaikat adalah mahluk Allah yang diciptakan dari Nur atau cahaya.. malaikat diciptakan untuk beribadah dan menjalankan perintah Allah, suci dan taat dalam penghambaan hanya pada-Nya. Insya Allah doa-doa mereka makbul, dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cara mendapatkan doa dari para malaikat ini selain yang sudah disinggung diatas adalah :

1. Bertaubat

Allah SWT berfirman: "Malaikat yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekitarnya bertasbih memuji Tuhan mereka dan mereka beriman kepada-Nya, serta memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman seraya berkata: Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu maka berikanlah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka Jahim." (QS al-Mu'min : 7)

2. Tidur dalam keadaan berwudhu

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa; Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan karena tidur dalam keadaan suci.”(HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)

3, Makan sahur

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur” Insya Allah termasuk di saat sahur untuk puasa “Sunnah.” (HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam A)

4. Menjenguk saudaranya yang sakit

“Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (HR Imam Ahmad dari ‘Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)

5. Menunggu shalat.

“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya; Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.”  (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)

6. Shalat di shaf pertama

“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan.” (HR. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra’ bin ‘Azib)

7. Meyambung shaf shalat berjamaah

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf.” (HR. Imam Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)

8. Mengaminkan Al fatihah dalam shalat berjamaah

 “Jika seorang Imam membaca; ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh-dhaallin’, maka ucapkanlah oleh kalian “aamiin”, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu.”(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah)

9. Duduk di tempat shalat setelah melakukan shalat

“Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata; Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah)

Ibnu Baththal berkata: "Barangsiapa yang ingin dosanya diampuni tanpa capek hendaknya mempergunakan kesempatan berada di tempat duduknya bakda shalat untuk mendapatkan doa dan istighfar dari malaikat." 

10. Shalat shubuh dan ashar berjama’ah

“Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, “Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?”, mereka menjawab; kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat.” (HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah)


I Copy I Paste I Like I Share I @whalb I


Wednesday, August 8, 2018

Berani Memohon Kepada Allah SWT - Beranilah Untuk Berubah Jadi Baik


"Dare to beg.." Beranilah meminta kepada Allah, "Dare to change.." Beranilah berubah untuk jadi baik.. 

Setiap orang tentu dalam lubuk hatinya ingin jadi baik, karena fitrah manusia memang seperti itu.. manusia diciptakan untuk mengikuti ajaran agama Islam





“Maka, hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. (QS Ar Rum : 30)

Hanya saja hawa nafsu, pikiran kotor, sifat sombong, serakah, dendam, dan lingkungan pertemanan yang membentuk kita jadi seperti apa? Ditambah lagi makanan dan minuman haram (dari suap, menipu, riba, nyolong, korupsi) yang masuk ketubuh kita telah menjadi nutrisi dan energi yang akhirnya berubah menjadi daging dan darah, masuk ke otak mempengaruhi pikiran kita menjadi condong berpikiran haram atau minimal menganggap remeh yang haram, sehingga yang terucap dan yang dilakukan enteng saja masuk kedalam ranah haram.. seperti memaki, mengumpat, gosip, membully, bersumpah-sumpah sampai terima uang haram, berduaan dengan yang bukan mahram (pacaran), membuka aurat dll

Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu menjadi orang yang terkabul do’anya. Demi yang jiwa Muhammad dalam genggamanNya. Sesungguhnya seorang hamba melontarkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang dagingnya tumbuh dari yang haram maka api neraka lebih layak membakarnya.” (HR. Ath-Thabrani)

Kadang terbesit niat untuk melakukan amalan baik, tapi selalu saja ada halangan.. selalu ada saja yang membuat niat kita buyar.. seperti pengen rajin sholat tahajud, pas malamnya malah ga bangun, bablas tidurnya lewat waktu subuh lagi..pengen setia gak selingkuh, ada aja godaannya.. pengen ngaji, tapi rasanya kok sibuk terus kerjaan ga ada habisnya..

Solusinya berani ga meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? meminta sama Allah? kan udah tiap hari doa dan sholat.. Ya maksudnya disini lebih spesifik lagi, lebih niat lagi di minta ke Allah.. diselipkan dalam tiap doa yang diucapkan berulang-ulang, tanpa kenal bosan, tanpa kenal Tapi.. contoh tiap habis sholat dan mau tidur, doa itu harus ada dan diucapkan terus..

"Ya Allah bangunkan aku untuk sholat tahajud malam ini"

"Ya Allah jauhkan aku dari zinah"

"Ya Allah jagalah mulutku agar tidak cerewet terus"

Bebaslah mau minta apa saja, sesuai kebutuhan yang penting diniatkan.. pastilah hasilnya tidak langsung instan, kadang seperti doa itu tidak dikabulkan dan lewat begitu saja.. Udaah.. teruskan saja doanya, muka tembok ga kenal malu panjatkan doa yang sama kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena doa itu memang hak-nya Allah, hanya kepada Allah saja kita wajib meminta..

“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al Mu’min: 60)

Insya Allah jika diteruskan doa itu berulang-ulang tanpa kenal lelah tiap hari.. akan ada satu titik dimana doa itu akan dikabulkan dan berlaku selamanya sehingga menjadi kebiasaan..

Awalnya memang sulit bangun malam, tapi nanti akan ada sebab yang menyebabkan kita bangun.. entah kebelet ingin buang air kecil, entah jatuh dari tempat tidur, entah dikaplok istri/suami secara tidak sengaja.. kalau yang bujang mungkin kejatuhan cecak dll..sehingga akhirnya jadi kebiasaan terjaga pada 1/3 malam tanpa ada sebab yang membangunkan lagi.

Begitu juga kalau dimintakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dijauhkan atau dijaga dari zinah, yang awalnya banyak godaan di kantor, banyak yang iseng ngajak main api di wa atau facebook, suka gangguin istri/suami orang, sering dapat tawaran diajak dugem, pijet dan spa.. nanti akhirnya akan reda dan hilang sendiri.. yang awalnya ngebet jadi nggak nafsu, yang awalnya nafsu jadi hambar. 

Ada saja kejadian yang akan menghalangi kita untuk jadi ketemu sama gebetan/selingkuhan, ada saja kejadian yang membuat tidak ada lagi kesempatan dalam kesempitan, termasuk kondisi jadi kurang duit sehingga kalau diajak check in nggak bisa berangkat karena lagi nggak punya duit.. wkwkw..

Jadi "Dare to beg.." beranilah meminta kepada Allah, "Dare to change.." beranilah berubah untuk jadi baik.. Yang penting di Niatkan dan di Lakukan, untuk hasil serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Insya Allah niat baik akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin.


I Copy I Paste I Like I Share I @whalb I

Tuesday, August 7, 2018

Iman Sampai Kematian Memisahkan Kita..

FAITH TILL DEATH DO US PART

Pentingnya menjaga Iman dan Islam sampai akhir hayat merupakan suatu yang urgent dan mendasar. Kita tak pernah tau diakhir hidup kita akan seperti apa.. bagaimana meninggalnya dan di bumi (tanah) mana kita akan dikuburkan?

Banyak cerita ahli ibadah yang diakhir hidupnya malah murtad, dulunya ustadz meninggal sebagai kafir.. dan banyak cerita juga dulunya penjahat dan meninggalnya dalam keadaan husnul khotimah.

Apakah orang Islam yang hidup sebagai pendosa, pezina, pencuri dan penjahat akan tetap masuk surga juga?

Ya berdasar Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Dari Abu Dzar pula, dia telah berkata bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Telah datang kepadaku malaikat Jibril dan memberi kabar gembira kepadaku, bahwa barang siapa yang meninggal di antara umatmu dalam keadaan tanpa mempersekutukan Allah, maka pasti akan masuk surga, walaupun dia berbuat zina dan mencuri.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi sampai dua kali

Dari Anas RA, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Akan keluar dari neraka bagi orang yang mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallaah,’ walaupun hanya sebesar satu butir iman di hatinya.”




Hadits ini menjamin muslim akan masuk surga, atau akhirnya akan masuk surga juga walau dengan kondisi sebelumnya masuk ke neraka dulu (tidak akan kekal di neraka). Untuk waktu lamanya di neraka tentunya akan sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. Walau ajur, remuk dan gosong ada harapan akan selamat ditarik keluar dari neraka juga..

Apakah Non muslim yang menganut agama samawi lainnya tidak berhak masuk surga?

Banyak dalil dari Al Quran dan Hadits yang menerangkan hal ini, bahwa sejak diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Nabi terakhir dan penutup para Nabi, maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyempurnakan seluruh syariat dari ajaran Nabi-nabi terdahulu dengan syariat agama Islam.

"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi.." (QS Ali Imraan : 85)

“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke dalam neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)

Apakah ini adil? Lalu bagaimana non muslim yang selama hidupnya selalu berbuat baik, membangun rumah ibadah, menyantuni jutaan anak dan orang kelaparan di negara-negara miskin, seperti yang dilakukan Foundation atau Badan Amal Non Muslim ke seluruh dunia, apakah tidak ada balasan surga bagi mereka, walaupun sedikit? Minimal tidak masuk neraka..

Pertama Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan suatu ketentuan yang berlaku bagi semua umat manusia, baik itu muslim atau non muslim.. yaitu larangan Syirik atau mempersekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sesuatu, seperti yang dianut agama lain.. ada paham Trinitas, paham anak Allah, paham Dewa-dewa, paham Berhala, paham Setan, paham benda (Api dan Matahari), paham binatang yang suci (sapi), sampai pada paham yang tak bertuhan (Ateis) ..

"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya jannah, dan tempatnya ialah naar, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun." (QS Al-Maa-idah : 72)

Kedua balasan yang di dapat bagi mereka adalah sesuai yang mereka kerjakan, dan itu mereka dapat kan di dunia bukan di akhirat

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.." (QS Al-A'raaf : 147)

"Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan..." (QS Al-Furqaan : 23)

Bagaimana kita menjawab pertanyaan Non muslim yang protes ini hanya akal-akalan ajaran Islam saja yang meng-klaim surganya Allah yang sangat luas hanya untuk orang Islam saja, padahal Allah itu Maha Kasih terhadap umat ciptaan nya..

"Katakanlah: Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah, Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku (QS Al Kafirun :1-6)"

Ya jawabnya simple saja sesuai Surah Al Kafirun diatas, "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku" masing-masing punya keyakinan dan ajaran sendiri-sendiri, jika di agama lain punya ajaran yang mengatakan hanya mereka yang berhak masuk surga, ya ga papa.. kita tidak perlu repot membahas, meyakinkan, berdebat bahkan berkelahi gara-gara masalah ini kepada non muslim.. masing-masing berhak punya keyakinan dan agama sendiri..

Ada satu dialog yang menggelitik antara seorang liberal dan kyai, ini saya ambil dari website www.islampos.com

Orang Liberal: “Pak Kyai, ada orang baek banget, anti korupsi, bangun mesjid, rajin sedekah sampe hidupnya sendiri dikorbanin buat nolongin orang banyak, terus meninggal tapi dia bukan Muslim, masuk mana?”

Kyai: “Maaf… Neraka…”

Orang Liberal: “Lahh? Kan dia orang baek. Kenapa masuk neraka?”

Kyai: “Karena dia bukan Muslim.”

Orang Liberal: “Tapi dia orang baek Ki. Banyak orang yang kebantu karena dia, bahkan umat Islam juga. Malah Bangun Masjid Raya segala. Jahat bener dah Tuhan kalau orang sebaek itu dimasukin neraka juga.”

Kyai: “Allah tidak jahat, hanya adil.”

Orang Liberal: “Adil dari mane?”

Kyai: “Kamu sekolahnya apa?”

Orang Liberal: “Ane mah Master Sains lulusan Amerika, Kyai. Kenape?”

Kyai: “Kenapa bisa kamu dapat titel Master Sains dari Amerika?”

Orang Liberal: “Karena kemaren ane kuliah di sana, diwisuda di sana.”

Kyai: “Namamu terdaftar di sana? Kamu mendaftar?”

Orang Liberal: “Ya jelas dong Kyai, ini ijazah juga masih basah tintanya.”

Kyai: “Sekiranya waktu itu kamu tidak mendaftar, tapi kamu tetap datang kesana, hadir di perkuliahan, diam-diam ikut ujian, bahkan kamu dapat nilai sempurna, apakah kamu tetap akan dapat ijazah?”

Orang Liberal: “Jelas enggak Kyai, itu namanya mahasiswa ilegal. Sekalipun dia pintar, dia nggak terdaftar sebagai mahasiswa, kampus ane mah ketat soal aturan gituan.”

Kyai: “Berarti kampusmu jahat dong, ada orang sepintar itu tak dikasih ijazah hanya karena tidak mendaftar?”

Orang Liberal: *terdiam*

Kyai: “Gimana?”

Liberal: “Ya nggak jahat sih, itu kan aturan, salah si mahasiswa kenapa nggak mendaftar, konsekuensinya ya nggak dapat ijazah dan titel resmi dari kampus.”

Kyai: “Nah, kalau kampusmu saja ada aturan, apalagi dunia dan akhirat. Kalau surga diibaratkan ijazah, dunia adalah bangku kuliah, maka syahadat (mengakui tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah) adalah pendaftaran awalnya. Tanpa pendaftaran awal, mustahil kita diakui dan dapat ijazah, sekalipun kita ikut kuliah dan mampu melaluinya dengan gemilang. Itu adalah aturan, menerapkannya bukanlah kejahatan, melainkan keadilan.”

I Copy I Paste I Like I Share I @whalb I

Monday, August 6, 2018

Fasik - Sikap Tak Peduli Yang Akan Membawa Ke Kemaksiatan

FASIK - CUEK PEMBAWA MAKSIAT


Kita hidup di jaman Now yang serba canggih, digital life, dunia tanpa batas dengan dunia maya.. kehidupan beragama biasanya sudah dipahami tapi sekedar tau saja tanpa penerapan yang utuh, murni dan sempurna sesuai ajaran Islam.

Ini namanya Fasik.. Fasik adalah orang yang keluar atau menyimpang dari ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya, dia secara Sadar melanggar larangan dan hukum agama, serta cenderung kepada melaksanakan suatu kemaksiatan.

“Dan barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik”. (Surah al-Maidah ayat 47)

Tulisan ini dibuat setelah mendengar ceramah Ustadz Abdul Somad yang menceritakan tentang hukum memelihara anjing..

"Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga hewan ternak, berburu dan menjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya setiap hari sebanyak satu qirath” (HR. Muslim, no. 1575). 

Satu Qirath setara dengan ukuran sebesar Bukit Uhud. Bukit Uhud itu panjangnya tujuh kilometer, sementara amalnya sebesar bisul.. jadi tiap hari min..min..min.. (pahala amalnya ga sebanding dengan dosa yang didapat)






Astaga.. saya sampai mengira-ngira jarak tujuh kilometer itu setara jarak dari mana ke mana ya? Akhirnya yang mendekati memakai aplikasi Gojek, ketahuan jarak dari Bandara Ahmad Yani Semarang menuju Simpang Lima Semarang itu jaraknya 6,3 km dengan ongkos Rp.12.000 kalau cash.. wkwkwk.. Jauh banget ya.. artinya dosa yang di dapat secara cuma-cuma sebesar itu hanya karena memelihara anjing dengan alasan lucu, imut, penyayang binatang dll..


Apalagi setelah saya cari referensinya di goggle ternyata ada hadits lain yang berbunyi :

“Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing atau gambar (dari makhluk yang bernyawa)” (HR. Bukhari no. 448)

Walaah.. ini ternyata masalah besar yang oleh sebagian orang dicuekin, sudah tau dosa tapi dilakukan juga? Mereka menganggap larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala ini not big deal, asal bukan dosa maling, korupsi, rampok atau bunuh orang..

Nah dari goggle juga akhirnya saya baru sadar ternyata banyak larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang jelas-jelas dilarang, diharamkan, diperingatkan agar jangan.. tetapi kita melakukannya juga karena kita menganggap itu biasa, wajar dan bukan hal yang sangat tercela, iyaa sadar itu salah.. sadar itu dosa.. tapi tetap dilakukan juga..

Hal-hal itu seperti :
- Percaya pada Ramalan, Paranormal, dukun, jimat, ruwat, penglaris, susuk dll
- Berjabat tangan, berduaan dengan Perempuan yang bukan Mahram 
- Taruhan yang sama juga dengan judi
- Gosip yang sama juga dengan membicarakan keburukan orang lain
- Riba dan memakan hasil riba (dari Tabungan, Deposito, Kredit, Asuransi)
- Membully (ngejek, menghina, mencaci, menghujat, menuduh)
- Permusuhan memutus silahturahmi antar muslim
- Tidak sholat wajib berjamaah di Mesjid
- Minum-minuman keras
- Perzinahan
- Dan banyak lagi

Padahal larangan-larangan itu tertulis jelas di Al Quran dan Hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lengkap dengan ancaman dosanya dan azab di siksa kubur dan di akhirat dan neraka nantinya.. kita sudah tau dan minimal pernah dengar larangan-larangan tersebut, tapi masih juga kita lakukan dengan cueknya tanpa beban, tanpa (merasa) dosa, tanpa merasa bersalah (merasa bersalahnya dikit aja dan kemudian diulang lagi dosa-dosa tersebut.. hadeew..)

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik". (QS.Al -An'aam 49)

Terus setelah kita mengetahui kenyataan ini, apakah kita akan cuek saja? Tidak peduli? Yang penting saat ini saja.. masalah nanti tinggal bagaimana nanti saja? 

Jika pintu tobat sudah ditutup, jikalau kematian sudah menghampiri, jika tubuh sudah dipendam dalam tanah, jika mulut sudah tersumpal tanah kubur.. maka tidak ada kata ampun lagi.. tiada kata kembali lagi.. 

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, ada seorang wanita yg rajin shalat malam dan puasa sunnah, tetapi tetangganya tersiksa karena lisannya.” maka beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Dia tidak memiliki kebaikkan sama sekali. Dia akan masuk neraka.”

Jika saja kamu tau hanya gara-gara mulut suka bercanda (komentar, ngejek, menghina, sumpah serapah, maki-maki) tapi menyakitkan hati orang lain, kemudian balasan atau siksanya di akhirat akan sekeras dan sekejam itu.. mungkin kamu tidak akan berani selama di dunia ini bercanda yang sia-sia?

Sedangkan untuk siksa atau balasan dari Allah Swt untuk semua perbuatan buruk kita, jangan membayangkan hanya begitu-begitu saja, karena adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih dahsyat dari apa yang bisa kita kira..

"Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allâh yang belum pernah mereka perkirakan. (QS Az-Zumar ayat 47)"

Ini adalah self reminder buat saya pribadi yang seringkali masuk dalam ranah Jarkoni, iso ajar rak iso ngelakoni.. (Bisa mengajari tapi tidak (bisa) melakukan) yang hal inipun ada dosa dan azabnya tersendiri bagi para pelaku Jarkoni.. hadeew..

Insya Allah niat berbagi ilmu dan saling mengingatkan sesama muslim akan membawa kebaikan bagi kita semua dan dicatat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai upaya taubat kita menuju jalan dan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin


I Copy I Paste I Like I Share I @whalbadru I


Jangan Menghakimi.. Kita Tidak Pernah Tahu Hakikat Sesungguhnya

DONT JUDGE .. WE NEVER KNOW?


Pernah kita merasa gatel untuk komentar (minimal berkata dalam hati) lihat teman kita yang lagi rajin sholat? "Halaah.. Buat apa elo sholat jengkang jengking kalo kelakuan elo masih seperti itu, suka ga jujur, ga nepati janji.. kelakuan elo kayak tai.. masih mending tai udah ketauan dia tai apa adanya, ga bohong kayak elo.."

Tapi beranikah kamu memberi komentar yang sama waktu lihat teman kamu yang jadi preman pasar lagi sholat juga? Padahal kamu tau dia suka kelahi, ribut, mabuk, judi dan main perempuan?


Itulah kadang kita dualisme dalam bersikap, kepada teman yang lemah kita berani marah, menghakimi sekaligus menghina mencaci maki, seakan diri kita sudah paling benar dan paling suci.. Tapi kepada teman lain yang jadi preman kita malah keder dan menghindari dari pada ribut.. jangan sampe kita dibacok gara-gara mulut pedas kita ini?

Pertama sholat itu ibadah yang diwajibkan Allah Swt kepada kita, bukan berarti yang jadi penjahat ga wajib sholat atau yang jadi penjahat ga boleh sholat? Hukum wajib itu artinya harus! 

Sabda Nabi Saw, "Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, siapa yang meninggalkannya, maka dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmizi, Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Kedua, jangan tanya, "apa gunanya sholat kalo masih jadi penjahat?" Karena masalah kegunaan, masalah balasan, pahala dan dosa, surga dan neraka itu Hak-nya Allah.. 
Siapa Elo jadi punya Hak untuk menjudge orang lain? Sebab kita tidak tahu semakin rajin sholatnya siapa tau jadi semakin kecil niat jahatnya?




Logikanya sama dengan (misal) kamu dan teman sekelasmu semuanya diwajibkan buat pe-er sama gurumu, jika tidak buat pe-er maka akan dihukum! 
Dalam keadaan ini semuanya wajib harus mengerjakan.. Mau dia anak jendral, mau dia anak nakal, mau dia anak bodoh, mau dia anak kyai harus buat pe-er karena kalau tidak akan kena hukuman..

Disitulah kamu tidak pantas dan tidak etis ngomong sama temanmu yang bodoh, "buat apa elo buat pe-er kalau elo tu ga bisa? kalau elo sdh bodoh, blo'on, goblok ya terima aja sudah nasib elo.. Wkwkwk" 
Atau komentar seperti ini, "apa gunanya elo buat pe-er kalo elo masih aja bego n tolol ga ngerti pelajaran?"

Coba aja ngomong hal yang sama kepada anak Jendral, mesti dalam pikiranmu suatu saat bakal ribut dan jadi masalah sama temanmu yang satu ini? Minimal dia dendam dan akan mengingat perlakuanmu sampai suatu saat dia akan membalas perlakuanmu dan membuatmu susah.. 
Kemudian terhadap perintah guru ini.. Adalah hak guru mu mau menghukum atau tidak kepada murid yang tidak mengerjakan pe-er itu.. Bener ga? Lalu apa hak mu turut campur dan ribet masalah mengerjakan pe-er ini?

Terlihatkan dari analogi diatas, kalau sikapmu menjudge (menghakimi) orang lain itu cermin dari hati yang busuk, sifat dengki dan sombong.. malah seakan menjerumuskan orang kepada buat dosa? 
Seperti contoh anak bodoh yang lagi buat pe-er terus kamu omongin seperti itu.. Mungkin dia selamanya tidak mau buat pe-er dan selamanya akan dihukum guru, dan bisa jadi bodoh beneran atau jadi anak nakal?

"Berkatalah yang baik atau diam" semakin cerewet dan banyak omong atau komentar yang tidak penting malah akan memperturutkan hawa nafsu untuk menghina orang, mencaci maki, prasangka buruk, menuduh dan akhirnya tak terasa memfitnah orang dengan ringannya.. Nauzubilah..

"Gosip and Guyon Go to lie and fake"

I Copy I Paste I Like I Share I @whalb I

Pemburu Syafa'at - Mencari Pemilik Syafa'at

SYAFAAT HUNTER - SEARCHING FOR SYAFAAT OWNER

Hunting for Syafaat


Syafaat merupakan pertolongan dari Allah Subhanallah wa Ta’ala yang diberikan kepada siapa saja hamba yang diridhai-Nya. Syafaat sebagai tanda bukti bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak mudharat kepadanya, berupa pertolongan orang lain untuk kita agar kita bisa selamat masuk surga dan bebas dari siksa neraka


Syafaat mempunyai tiga syarat:


Pertama, Allah meridhai dan mengizinkan orang yang memberi syafaat.


" Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya. " (QS.Thaha : 109 )


Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat.


“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm: 26)


Ketiga, Syafaat tidak berlaku untuk orang kafir


“Maka syafaat para pemberi syafaat tidak bermanfaat untuk mereka (orang-orang kafir).” (Q.S. Al-Muddatstsir: 48.)


Syafaat yang utama diperlukan saat di akhirat nanti, pada saat di menunggu padang masyhar, pada saat hizab dan pada saat sudah masuk neraka bagi mukmin yang harus masuk neraka dulu untuk menebus dosa-dosanya.





Pemberi syafaat dibagi beberapa kelompok, yaitu ada yang dari amalan (Membaca Al Quran dan Puasa), ada yang dari sahabat mukmin, para Nabi, para Malaikat dan terakhir adalah Allah SWT sendiri yang akan memberi syafaat


Pada saat dibangkitkan dan menunggu di Padang Masyhar


Rasulullah bersabda: Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR Hakim dan Thabrani).


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (QS Al-Hajj ayat 47)


Kita berada di padang mahsyar selama 50 ribu tahun yang hitungannya sehari di akhirat adalah seribu hari di dunia.. kalau mau ditotal silahkan bandingkan dengan umur manusia yang paling top di angka 80 tahun saja hidup di dunia? Subhanallah..


Kondisi keadaan kita saat itu adalah :

- Matahari di dekatkan hingga jarak satu mil dari kepala, 

“Sesungguhnya matahari mendekat kepada manusia pada Hari Kiamat. Jarak dari mereka hanya satu mil. Ketika itu mereka dikenali sesuai amal masing – masing.”(HR.Bukhari)


- Keluar keringat yang menyiksa pemiliknya sesuai amal dan dosa saat mereka hidup di dunia


“Matahari akan didekatkan dengan makhluk pada hari kiamat sehingga jaraknya satu mil. Ketika itu, manusia berkeringat sesuai dengan amalnya. Di antara mereka ada yang berkeringat sampai ke mata kaki, ada pula yang sampai ke kedua lutut, ada yang sampai ke pinggangnya dan ada yang tenggelam oleh keringatnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berisyarat dengan tangannya ke mulutnya.(HR. Muslim)"


- Muncul Naungan yang bercabang tiga, Naungan panas untuk orang-orang munafik, Naungan berkabut dan memancarkan asap untuk orang-orang kafir, dan naungan bercahaya untuk  orang-orang mukmin


"Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang (QS Al-Mursalat :30)"


Saat ini yang akan memberi syafaat dan pertolongan adalah :


- Al Quran


" Bacalah Al-Qur'an karena Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai Syafi' (pemberi syafa'at) bagi yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat Cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti "dua awan" atau seperti "dua cahaya sinar matahari" atau seperti "dua ekor burung yang membentangkan sayapnya" (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. "Bacalah surat Al Baqarah . Mengambil surat Al Baqarah adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya." (HR. Muslim)


- Puasa


"Puasa dan Al-Qur'an akan menolong seorang hamba pada hari kiamat. Puasa itu berkata : "ya Rabbi, Engkau telah melarang makanan dan syahwat pada siang hari, maka izinkan saya menolongnya. Dan Al-Qur'an berkata : "ya Rabbi , Engkau telah melarang tidur pada malam hari, maka izinkan saya menolongnya." ( HR. Imanm Ahmad )


Bagi yang kafir tak ada syafaat baginya


“Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafa’at besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).” (QS. Al An’am: 94)


Waktu antara menunggu di padang Masyhar, hingga di hisab dan Mizan menimbang amal baik dan buruk, hingga meniti jembatan Sirath Mustaqim.. sejumlah manusia pilihan, para Nabi dan Malaikat dapat memberikan syafaatnya kepada orang-orang yang mereka pilih dan mereka kehendaki, diantaranya :


- Anak yang Meninggal sebelum Baligh


"Anak-anak kecil mereka berada di Jannah, salah seorang dari mereka berjumpa dengan bapaknya atau kedua orang tuanya, lalu meraih ujung bajunya, atau beliau mengatakan  dengan tangannya sebagaimana aku memegang ujung bajumu ini, dia tidak akan berpisah dengan bapaknya sehingga Allah memasukkan dia dan bapaknya ke dalam surga." (HR. Muslim)


- Para Syuhada


"Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yang besar (hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan hurun'in (bidadari surga), dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya." (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan ahmad dengan sanad yang shahih)."


- Ash Shiddiqin


"Ash shiddiqun adalah orang-orang yang beriman kepada para Rasul dan tidak mendustakan mereka barang sedikitpun. (Imam Muqatil bin Hayyan dalam Tafsir al Qurthubi: 17/253)


Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, "Orang Alim dan orang Ahli ibadah akan di datangkan, kemudian dikatakan pada Ahli ibadah, “Masuklah kamu ke surga”, dan dikatakan kepada orang Alim, “Berhentilah dulu sehingga engkau mensyafaati para manusia”. 


Imam al-Baihaqi telah mentakhrij hadits dari sahabat Jabir yang mirip dengan hadits ini.

Imam ad-Dailami telah mentakhrij hadits dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu’anhuma secara marfu’

"Dikatakan kepada seorang yang Alim; “Syafaatilah murid-muridmu walaupun jumlah mereka sampai dengan jumlahnya bintang-bintang di langit”. "kemudian dikatakan, "panggillah orang-orang ash shiddiqin, lalu mereka pun diberi izin memberi syafaat..." (HR. Bukhari)


- Para Nabi dan Para Malaikat


Dari Abu Said al Khudri R'A, Rasulullah bersabda, "...lalu para nabi memberi syafaat, dan juga para malaikat.." (HR. Bukhari).


Setelah melewati Jembatan Sirathal Mustaqim, para orang-orang yang selamat dari Mukmin dapat juga memberi syafaat, yaitu :


- Sahabat sesama Mukmin 


"Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya. Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).

- Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam


Dari Hudzaifah, Nabi bersabda:

"Ibrahim berkata pada hari Kiamat, "Wahai Rabbku." Dan Allah pun berfirman, "Ada apakah?" Ibrahim berkata, "Duhai Rabbku, aku telah membuat keturunanku terbakar," lalu Allah berfirman, "Keluarkan dari neraka sesiapa yang kau dapati masih memiliki iman meski sebesar debu atau biji gandum." (HR. Ibnu Hibban, Syuaib al Arnauth menyatakan isnadnya shahih).

- Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam


"Syafaat Rasulullah adalah asy syafaah al Kubra, syafaat agung yang maslahatnya meliputi seluruh umat beliau. Syafaat yang khusus diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan merupakan syafaat terbesar yang terjadi pada Hari Kiamat. Tatkala manusia dirundung kesedihan dan bencana yan tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orang-orang tertentu yang diberi wewenang oleh Allah untuk memberi syafaat. 

Mereka pergi kepada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi mereka semua tidak bisa memberikan syafaat hingga mereka datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Allah, agar menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari adzab yang besar ini. Allah pun memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya. Ini termasuk kedudukan terpuji yang dijanjikan Allah di dalam firman-Nya,

"Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (Al-Israa':79). hal ini sebagaimana dipaparkan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari.


“Maka mereka datang kepadaku. Akupun meminta izin kepada Rabb-ku. Ketika aku melihat Rabb-ku, maka aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya. Allah membiarkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya. Kemudian dikatakan kepadaku (oleh Allah) : “Angkat kepalamu! Mintalah, niscaya engkau akan diberi! Katakanlah, niscaya perkataanmu akan didengar! Berilah syafa’at, sesungguhnya engkau diberi wewenang memberi syafa’at”.

Maka aku mengangkat kepalaku. Lalu aku memuji-muji Rabb-ku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafa’at. Namun Allah memberi batasan kepadaku dengan suatu batasan. Lalu aku mengeluarkan mereka dari Neraka dan memasukkannya ke dalam surga. Kemudian aku kembali lagi kepada Allah, lalu aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya seperti saat pertama. (Demikian pula) pada yang ketiga atau keempat kalinya. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam Neraka, kecuali orang yang ditahan oleh al Qur`an. Qotadah menjelaskan maksud orang yang ditahan oleh al Qur`an di dalam Neraka: “Ialah orang yang pasti kekal di dalamnya [HR Bukhari dan Muslim]"



- Allah Azza wa Jalla


Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. Az-Zumar : 44)


“Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman : “Para malaikat telah memberikan syafa’at, para nabi juga sudah memberikan syafa’at, dan kaum Mu’minin pun sudah memberikan syafa’at. Maka tidak ada lagi yang lain, kecuali Allah Arhamur Rahimin. Maka Allah mengambil sekelompok orang dengan satu genggaman-Nya dari Neraka. Lalu Dia mengeluarkan dari Neraka sekelompok orang yang tidak pernah berbuat kebaikan sama sekali”. [HR Bukhari dan Muslim]



Begitulah dari merangkai pengetahuan tentang syafaat, kita jadi berpikir jika akan mengadakan perjalanan jauh pasti membawa bekal untuk keperluannya selama diperjalanan. Begitu pula sudah selayaknya jika kita mau/akan menempuh perjalanan selanjutnya yaitu kehidupan abadi setelah kematian, maka kita pun harus menyiapkan bekal amal kebaikan demi keselamatan kita dalam perjalanan menunggu pengadilan Allah Swt. Apalagi yang namanya waktu terus berjalan, umur semakin bertambah berarti semakin berkurang jatah umur kita? 


Seaching for Syafaat adalah salah satu alternatif untuk mendapat pertolongan di akhirat kelak, entah itu dari amal kita atau dari orang-orang yang mendapat ridho Allah Subhana Wa ta Alla untuk memberi syafaat. Terutama banyak-banyak bersholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita mendapat syafaat dari beliau, disamping memperbanyak silahturahmi agar mempunyai banyak sahabat sesama mukmin dan mempunyai guru-guru para alim ulama.



I Copy I Paste I Like I Share I @whalb I