Monday, August 6, 2018

Pemburu Syafa'at - Mencari Pemilik Syafa'at

SYAFAAT HUNTER - SEARCHING FOR SYAFAAT OWNER

Hunting for Syafaat


Syafaat merupakan pertolongan dari Allah Subhanallah wa Ta’ala yang diberikan kepada siapa saja hamba yang diridhai-Nya. Syafaat sebagai tanda bukti bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Syafaat berarti menjadi penengah bagi orang lain dengan memberikan manfaat kepadanya atau menolak mudharat kepadanya, berupa pertolongan orang lain untuk kita agar kita bisa selamat masuk surga dan bebas dari siksa neraka


Syafaat mempunyai tiga syarat:


Pertama, Allah meridhai dan mengizinkan orang yang memberi syafaat.


" Pada hari itu tidak berguna syafaat, kecuali (syafaat) orang yang Allah Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridai perkataannya. " (QS.Thaha : 109 )


Kedua, Allah meridhai orang yang diberi syafaat.


“Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).” (QS. An-Najm: 26)


Ketiga, Syafaat tidak berlaku untuk orang kafir


“Maka syafaat para pemberi syafaat tidak bermanfaat untuk mereka (orang-orang kafir).” (Q.S. Al-Muddatstsir: 48.)


Syafaat yang utama diperlukan saat di akhirat nanti, pada saat di menunggu padang masyhar, pada saat hizab dan pada saat sudah masuk neraka bagi mukmin yang harus masuk neraka dulu untuk menebus dosa-dosanya.





Pemberi syafaat dibagi beberapa kelompok, yaitu ada yang dari amalan (Membaca Al Quran dan Puasa), ada yang dari sahabat mukmin, para Nabi, para Malaikat dan terakhir adalah Allah SWT sendiri yang akan memberi syafaat


Pada saat dibangkitkan dan menunggu di Padang Masyhar


Rasulullah bersabda: Bagaimana keadaan kalian jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian? (HR Hakim dan Thabrani).


Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (QS Al-Hajj ayat 47)


Kita berada di padang mahsyar selama 50 ribu tahun yang hitungannya sehari di akhirat adalah seribu hari di dunia.. kalau mau ditotal silahkan bandingkan dengan umur manusia yang paling top di angka 80 tahun saja hidup di dunia? Subhanallah..


Kondisi keadaan kita saat itu adalah :

- Matahari di dekatkan hingga jarak satu mil dari kepala, 

“Sesungguhnya matahari mendekat kepada manusia pada Hari Kiamat. Jarak dari mereka hanya satu mil. Ketika itu mereka dikenali sesuai amal masing – masing.”(HR.Bukhari)


- Keluar keringat yang menyiksa pemiliknya sesuai amal dan dosa saat mereka hidup di dunia


“Matahari akan didekatkan dengan makhluk pada hari kiamat sehingga jaraknya satu mil. Ketika itu, manusia berkeringat sesuai dengan amalnya. Di antara mereka ada yang berkeringat sampai ke mata kaki, ada pula yang sampai ke kedua lutut, ada yang sampai ke pinggangnya dan ada yang tenggelam oleh keringatnya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berisyarat dengan tangannya ke mulutnya.(HR. Muslim)"


- Muncul Naungan yang bercabang tiga, Naungan panas untuk orang-orang munafik, Naungan berkabut dan memancarkan asap untuk orang-orang kafir, dan naungan bercahaya untuk  orang-orang mukmin


"Pergilah kamu mendapatkan naungan yang mempunyai tiga cabang (QS Al-Mursalat :30)"


Saat ini yang akan memberi syafaat dan pertolongan adalah :


- Al Quran


" Bacalah Al-Qur'an karena Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai Syafi' (pemberi syafa'at) bagi yang membacanya. Bacalah Az Zahrowain (dua surat Cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti "dua awan" atau seperti "dua cahaya sinar matahari" atau seperti "dua ekor burung yang membentangkan sayapnya" (bersambung satu dengan yang lainnya), keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut. "Bacalah surat Al Baqarah . Mengambil surat Al Baqarah adalah suatu keberkahan dan meninggalkannya akan mendapat penyesalan. Para tukang sihir tidak mungkin menghafalnya." (HR. Muslim)


- Puasa


"Puasa dan Al-Qur'an akan menolong seorang hamba pada hari kiamat. Puasa itu berkata : "ya Rabbi, Engkau telah melarang makanan dan syahwat pada siang hari, maka izinkan saya menolongnya. Dan Al-Qur'an berkata : "ya Rabbi , Engkau telah melarang tidur pada malam hari, maka izinkan saya menolongnya." ( HR. Imanm Ahmad )


Bagi yang kafir tak ada syafaat baginya


“Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafa’at besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).” (QS. Al An’am: 94)


Waktu antara menunggu di padang Masyhar, hingga di hisab dan Mizan menimbang amal baik dan buruk, hingga meniti jembatan Sirath Mustaqim.. sejumlah manusia pilihan, para Nabi dan Malaikat dapat memberikan syafaatnya kepada orang-orang yang mereka pilih dan mereka kehendaki, diantaranya :


- Anak yang Meninggal sebelum Baligh


"Anak-anak kecil mereka berada di Jannah, salah seorang dari mereka berjumpa dengan bapaknya atau kedua orang tuanya, lalu meraih ujung bajunya, atau beliau mengatakan  dengan tangannya sebagaimana aku memegang ujung bajumu ini, dia tidak akan berpisah dengan bapaknya sehingga Allah memasukkan dia dan bapaknya ke dalam surga." (HR. Muslim)


- Para Syuhada


"Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yang besar (hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan hurun'in (bidadari surga), dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya." (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan ahmad dengan sanad yang shahih)."


- Ash Shiddiqin


"Ash shiddiqun adalah orang-orang yang beriman kepada para Rasul dan tidak mendustakan mereka barang sedikitpun. (Imam Muqatil bin Hayyan dalam Tafsir al Qurthubi: 17/253)


Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda, "Orang Alim dan orang Ahli ibadah akan di datangkan, kemudian dikatakan pada Ahli ibadah, “Masuklah kamu ke surga”, dan dikatakan kepada orang Alim, “Berhentilah dulu sehingga engkau mensyafaati para manusia”. 


Imam al-Baihaqi telah mentakhrij hadits dari sahabat Jabir yang mirip dengan hadits ini.

Imam ad-Dailami telah mentakhrij hadits dari sahabat Ibnu Umar radliyallahu’anhuma secara marfu’

"Dikatakan kepada seorang yang Alim; “Syafaatilah murid-muridmu walaupun jumlah mereka sampai dengan jumlahnya bintang-bintang di langit”. "kemudian dikatakan, "panggillah orang-orang ash shiddiqin, lalu mereka pun diberi izin memberi syafaat..." (HR. Bukhari)


- Para Nabi dan Para Malaikat


Dari Abu Said al Khudri R'A, Rasulullah bersabda, "...lalu para nabi memberi syafaat, dan juga para malaikat.." (HR. Bukhari).


Setelah melewati Jembatan Sirathal Mustaqim, para orang-orang yang selamat dari Mukmin dapat juga memberi syafaat, yaitu :


- Sahabat sesama Mukmin 


"Setelah orang-orang mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.

Dijawab: ”Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.” Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka.
Para mukminin inipun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya. Kemudian orang mukmin itu lapor kepada Allah, ”Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.”
Allah berfirman, ”Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.”
Maka dikeluarkanlah orang mukmin banyak sekali yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ”Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorangpun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas…” (HR. Muslim no. 183).

- Nabi Ibrahim 'Alaihis Salam


Dari Hudzaifah, Nabi bersabda:

"Ibrahim berkata pada hari Kiamat, "Wahai Rabbku." Dan Allah pun berfirman, "Ada apakah?" Ibrahim berkata, "Duhai Rabbku, aku telah membuat keturunanku terbakar," lalu Allah berfirman, "Keluarkan dari neraka sesiapa yang kau dapati masih memiliki iman meski sebesar debu atau biji gandum." (HR. Ibnu Hibban, Syuaib al Arnauth menyatakan isnadnya shahih).

- Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam


"Syafaat Rasulullah adalah asy syafaah al Kubra, syafaat agung yang maslahatnya meliputi seluruh umat beliau. Syafaat yang khusus diberikan kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam dan merupakan syafaat terbesar yang terjadi pada Hari Kiamat. Tatkala manusia dirundung kesedihan dan bencana yan tidak kuat mereka tahan, mereka meminta kepada orang-orang tertentu yang diberi wewenang oleh Allah untuk memberi syafaat. 

Mereka pergi kepada Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi mereka semua tidak bisa memberikan syafaat hingga mereka datang kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau berdiri dan memintakan syafaat kepada Allah, agar menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari adzab yang besar ini. Allah pun memenuhi permohonan itu dan menerima syafaatnya. Ini termasuk kedudukan terpuji yang dijanjikan Allah di dalam firman-Nya,

"Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (Al-Israa':79). hal ini sebagaimana dipaparkan dalam hadits shahih riwayat Imam Bukhari.


“Maka mereka datang kepadaku. Akupun meminta izin kepada Rabb-ku. Ketika aku melihat Rabb-ku, maka aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya. Allah membiarkan aku sesuai dengan apa yang dikehendakiNya. Kemudian dikatakan kepadaku (oleh Allah) : “Angkat kepalamu! Mintalah, niscaya engkau akan diberi! Katakanlah, niscaya perkataanmu akan didengar! Berilah syafa’at, sesungguhnya engkau diberi wewenang memberi syafa’at”.

Maka aku mengangkat kepalaku. Lalu aku memuji-muji Rabb-ku dengan pujian yang Dia ajarkan kepadaku. Kemudian aku memberi syafa’at. Namun Allah memberi batasan kepadaku dengan suatu batasan. Lalu aku mengeluarkan mereka dari Neraka dan memasukkannya ke dalam surga. Kemudian aku kembali lagi kepada Allah, lalu aku menjatuhkan diri bersujud kepadaNya seperti saat pertama. (Demikian pula) pada yang ketiga atau keempat kalinya. Sehingga tidak ada lagi yang tersisa di dalam Neraka, kecuali orang yang ditahan oleh al Qur`an. Qotadah menjelaskan maksud orang yang ditahan oleh al Qur`an di dalam Neraka: “Ialah orang yang pasti kekal di dalamnya [HR Bukhari dan Muslim]"



- Allah Azza wa Jalla


Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan”. (QS. Az-Zumar : 44)


“Kemudian Allah Azza wa Jalla berfirman : “Para malaikat telah memberikan syafa’at, para nabi juga sudah memberikan syafa’at, dan kaum Mu’minin pun sudah memberikan syafa’at. Maka tidak ada lagi yang lain, kecuali Allah Arhamur Rahimin. Maka Allah mengambil sekelompok orang dengan satu genggaman-Nya dari Neraka. Lalu Dia mengeluarkan dari Neraka sekelompok orang yang tidak pernah berbuat kebaikan sama sekali”. [HR Bukhari dan Muslim]



Begitulah dari merangkai pengetahuan tentang syafaat, kita jadi berpikir jika akan mengadakan perjalanan jauh pasti membawa bekal untuk keperluannya selama diperjalanan. Begitu pula sudah selayaknya jika kita mau/akan menempuh perjalanan selanjutnya yaitu kehidupan abadi setelah kematian, maka kita pun harus menyiapkan bekal amal kebaikan demi keselamatan kita dalam perjalanan menunggu pengadilan Allah Swt. Apalagi yang namanya waktu terus berjalan, umur semakin bertambah berarti semakin berkurang jatah umur kita? 


Seaching for Syafaat adalah salah satu alternatif untuk mendapat pertolongan di akhirat kelak, entah itu dari amal kita atau dari orang-orang yang mendapat ridho Allah Subhana Wa ta Alla untuk memberi syafaat. Terutama banyak-banyak bersholawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita mendapat syafaat dari beliau, disamping memperbanyak silahturahmi agar mempunyai banyak sahabat sesama mukmin dan mempunyai guru-guru para alim ulama.



I Copy I Paste I Like I Share I @whalb I



No comments:

Post a Comment